Minyak kulit beras (MKB) sangat digemari oleh penduduk
Jepang karena rasa dan aroma khasnya. MKB
diperkenalkan di Amerika setelah Perang Dunia II sebagai sumber penghasilan
tambahan pada industri penggilingan beras. Dewasa ini, MKB diidentifikasi
sebagai minyak yang mampu mereduksi kolesterol. Pengembangan produksi MKB tidak
terlalu diminati negara-negara berkembang karena biaya ekstraksi yang
membutukan modal besar. MKB merupakan konstituen minor dari padi dibandingkan
kadar karbohidrat dan proteinnya. Lipida beras terdapat pada endosperma (70%
padi) dan kulit beras (10% padi). Lipida internal berkontribusi sebagai
pembentuk kualitas nutrisional, fungsional, dan sensori beras.
Lipida padi berbentuk sperosom (droplet) berdiameter
maksimal 1,5 mm dalam aleuron dan maksimal 0,7 mm dalam embrio biji beras. Sebagian
besar lipida terikat dengan molekul lain dan membentuk lipida pati maupun
non-pati. Lipida pati umumnya terdapat di endosperma dan didominasi oleh lisofosfolipid
(lisofosfatidiletanolamin dan lisofosfatidilkolin); triasilgliserol; asam lemak
bebas (palmitat, linoleat, dan oleat); monoasilgliserol; diasilgliserol;
sterol; glikolipid. Lipida non-pati lebih mudah ditemukan pada aleuron,
subaleuron, dan lapisan germ.
Komposisi Kimia Minyak Kulit Beras
MKB mengandung 20,1% total lipida, 89,2% lipida netral, 6,8% glikolipid, dan 4,0%
fosfolipida. Sebuah senyawa penyusun MKB yang fungsional adalah γ-orizanol
(1,5% - 2,9%). Dalam stuktur alami, senyawa ini tercampur dalam asam ferulat
(Gambar 2). Kandungan orizanol
tergantung pada variasi biji beras dengan biji besar pada 6,42 mg/g dan biji
kecil pada 5,17 mg/g.
Orizanol |
Tokoferol dan tokotrienol juga terdapat dalam MKB. Dalam 100
gram MKB kasar, terdapat 19 – 46 mg α-tokoferol, 1 – 3 mg β-tokoferol, 1 – 10 γ-tokoferol,
0,4 – 0,9 mg δ-tokoferol, 14 – 33 mg α-tokotrienol, dan 9 – 69 mg γ-tokotrienol.
Rata-rata kadar tokol adalah 93 mg/100 gram minyak kasar dan 50 mg/100 gram
minyak murni. Varietas dan proses penggilingan beras dapat memvariasi jumlah
tokol. Penyimpanan, stabilisasi, dan ekstraksi MKB mempengaruhi kadar tokol. γ-
tokotrienol merupakan tokol yang paling stabil selama penyimpanan.
Wax juga terdapat
dalam MKB dalam bentuk ester asam lemak rantai panjang dengan gugus alkohol,
methanol, dan etanol. Berdasarkan hasil analisis profil asam lemak, MKB
didominasi oleh asam beralkil ester panjang [behenat (C:22), lignoceric (C:24), dan palmitat (C:16)]
; beralkil pendek [oleat dan palmitat]; dan alkohol beralkil ester panjang [tetratriakontanol
(C34:0); triakontanol (C30:0); dotriakontanol (C:32:0); oktakosanol (C28:0);
tetrakosanol (C24:0)]. Alkana rantai lurus, alkena, dan alkena bercabang
(squalena) terdapat dalam fraksi hidrokarbon. Kadar squalena adalah 120 mg/100
gram. Hard wax dan soft wax dapat diekstrak dari MKB pada
titik leleh berturut-turut 79,5°C dan
74°C.
Stabilitas Minyak Kulit Beras
Kulit beras mengandung enzim endogen aktif. Germ dan lapisan terluar kariopsis
memiliki aktivitas enzim yang lebih tinggi. Beberapa enzim tersebut adalah α-amilase,
β-amilase, askorbat oksidase, katalase, sitokrom oksidase, dehidrogenase,
deoksiribonuklease, esterase, flavin oksidase, α dan β-glikosidase, invertase,
lesitinase, lipase, lipoksigenase, pektinase, peroksidase, fosfatase, fitase,
proteinase, dan suksinat dehidrogenase. Di antara enzim-enzim tersebut, lipase,
lipoksigenase, dan peroksidase merupakan enzim yang berpengaruh pada masa
simpan MKB.
Lipase terdapat pada lapisan testa dan menghidrolisis MKB
menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Selama penggilingan, enzim dan substrat
dapat bertemu. Kecepatan pembentukan asam lemak bebas sangat tergantung pada
kondisi lingkungan. Lipoksigenase berasosiasi dengan oksidasi asam lemak tak
jenuh (PUFA) yang memiliki struktur cis, cis-pentadiena. Karbonil terbentuk
dari degradasi heksanal yang menyebabkan bau apek pada beras. Aktivitas
lipoksigenase tertinggi terdapat pada fraksi germ. Peroksidase juga dapat meningkatkan bilangan peroksida dan
bilangan tiobarbiturat MKB.
Tujuan utama stabilisasi MKB adalah inaktifasi enzim-enzim
diatas. Namun, proses stabilisasi memberikan efek lain seperti meningkatkan
efisiensi ekstraksi minyak, mereduksi pengotor minyak kasar, mensterilisasi
kulit beras, dan mereduksi pembentukan warna. Suhu inaktifasi pada kadar air 4%
enzim lipoksigenase pada 40°C, lipase pada 55°C, dan peroksidase pada 70°C.
Beberapa metode stabilisasi MKB yaitu pemanasan kering, pemanasan basah, dan
ekstrusi. Metode terpraktis yang digunakan dalam industri adalah metode
ekstrusi atau ekspansi.
Ekstraksi Minyak Kulit Beras
MKB dengan kandungan asam lemak bebas rendah dapat
diekstraksi dengan heksana dari kulit beras yang telah distabilisasi dengan
ekstrusi. Pengolahan pendahuluan pada kulit beras menggunakan ekstruder
menyebabkan perubahan bentuk menjadi flake
atau pellet. Hal ini dapat
meningkatkan aliran pelarut dalam ekstraktor. Flake dengan 7-12% lolos ayakan
25 mesh dapat diperkolasi dalam ekstraktor 60 cm dengan kecepatan 563-620 L/m2/menit.
Kecepatan ekstraksi dapat tinggi dengan 96% minyak tereskstrak dalam 5 menit
dan meninggalkan 0,7% residu setelah 1 jam ekstraksi.
Metode konvensional penduduk Jepang untuk mengekstrak MKB
adalah hydraulic pressing. Bahan baku
dibersihkan dengan pengayakan. Pemisahan sekam ter hadap biji utuh maupun pecah
dan mendapatkan germ menggunakan
peniupan udara. Kulit beras dimasak dengan uap jenuh, dikeringkan, ditekan
secara manual, dan ditekan dengan expeller.
Ekstraksi MKB menggunakan metode supercritical
fluid menghasilkan residu yang sangat kecil. Rendemen minyak yang didapat
dari metode supercritical CO2,
CO2-etanol, dan heksana berturut-turut
adalah 17,98%, 18,23%, dan
20,21%.
Sumber:
Sumber:
Orthoefer, F. T. (2005). Rice Bran Oil. In F. Shahidi, BAILEY’S INDUSTRIAL OIL AND FAT
PRODUCTS (6th ed., Vol. II, pp. 465-489). Canada: John Wiley
& Sons, Inc.
0 comment:
Post a Comment